Pengaruh Subtitusi Tepung Ganyong Dan Tepung Sorgum Terhadap Kadar Air dan Kadar Abu pada Cookies Cokelat Bebas Gluten Berbahan Dasar Tepung Mocaf

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Diah Pustpita Arum
Pramudya Kurnia

Abstract

Cookies merupakan produk makanan yang biasanya dibuat dengan bahan dasar tepung terigu yang memiliki kandungan gluten tinggi sehingga ada sebagian orang yang tidak dapat mengonsumsi seperti penderita alergi gluten dan penderita autis. Subtitusi tepung dengan bahan lokal diperlukan untuk mengatasi ketergantungan terhadap tepung terigu.  Tujuan penelitian yaitu untuk mengukur dan menganalisis kadar air serta kadar abu pada cookies cokelat bebas gluten berbahan dasar tepung mocaf dengan subtitusi tepung ganyong dan tepung sorgum. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan 3 formulasi yaitu formulasi A (55 gr tepung mocaf : 5 gr tepung ganyong : 15 gr tepung sorgum), formulasi B (55 gr tepung mocaf : 10 gr tepung ganyong : 10 gr tepung sorgum), dan formulasi C (55 gr tepung mocaf : 15 gr tepung ganyong : 5 gr tepung sorgum). Hasil analisis fisikokimia cookies cokelat bebas gluten pada formulasi B yaitu kadar air 3,85% dan kadar abu 1,56%.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Arum, D. P. and Kurnia, P. (2024) “Pengaruh Subtitusi Tepung Ganyong Dan Tepung Sorgum Terhadap Kadar Air dan Kadar Abu pada Cookies Cokelat Bebas Gluten Berbahan Dasar Tepung Mocaf”, Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development, 6(6), pp. 2739-2744. doi: 10.38035/rrj.v6i6.1140.

References

Chavarriaga-Aguirre, P., Brand, A., Medina, A., Prías, M., Escobar, R., Martinez, J., & Tohme, J. (2016). The potential of using biotechnology to improve cassava: A review. In Vitro Cellular and Developmental Biology - Plant.
Febrianto, A., Basito, & Anam, C. (2014). Kajian karakteristik fisikokimia dan sensoris tortilla corn chips dengan variasi larutan alkali pada proses nixtamalasi jagung. Jurnal Teknosains Pangan, 3(3).
Imanningsih, N. (2012). Profil gelatinisasi beberapa formulasi tepung-tepungan untuk pendugaan sifat pemasakan. Panel Gizi Makan, 35(1), 13-22.
Kaplan, A. (1971). Element of food production and baking. ITT Educational Service, Inc.
Mulyani, T., Djajati, S., & Rahayu, L. D. (2015). Pembuatan cookies bekatul (kajian proposal tepung bekatul dan tepung mocaf) dengan penambahan margarine. Jurnal Reka Pangan, 9(2), 1–8.
Norhidayah, M., Izzati, N. F., & Noorlaila, A. (2014). Textural and sensorial properties of cookies prepared by partial substitution of wheat flour with unripe banana (Musa x paradisiaca var. Tanduk and Musa acuminata var. Emas) flour. International Food Research Journal, 21(6), 2133–2139.
Rahmawati, Y. D., Solikhin, A., & Fera, M. (2020). Uji organoleptik tepung ampas tahu dengan variasi lama pengeringan. Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan (JIGK), 2(01), 11–17.
Sitoresmi, M. A. (2012). Pengaruh lama pemanggangan dan ukuran tebal tempe terhadap komposisi proksimat tempe kedelai. Program Studi S1 Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
SNI. (2011). Syarat mutu cookies. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Suarni, & Subagio, H. (2013). Prospek pengembangan jagung dan sorgum sebagai sumber pangan fungsional. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 32(3), 47-55.
Susila, B. A. (2005). Keunggulan mutu gizi dan sifat fungsional sorgum (Sorghum vulgare). Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk Pengembangan Industri Berbasis Pertanian.
Wahyani, A. D., & Rahmawati, Y. D. (2021). Analisis kandungan serat pangan pada cookies substitusi tepung sorghum. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), 227-237.
Widiantara, T., Hervelly, & Nur’afiah, D. (2018). Pengaruh perbandingan gula merah dengan sukrosa dan perbandingan tepung jagung, ubi jalar dengan kacang hijau terhadap karakteristik jenang. Pasundan Food Technology Journal, 5(1).