Optimasi Train Control System untuk Meningkatkan Efisiensi Pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Published
Sep 6, 2025
Abstract
Kereta api merupakan transportasi massal yang diminati oleh masyarakat dikarenakan keamanan, kenyaman dan ketepatan waktunya. Saat ini di Indonesia kereta api sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat dan terdapat banyak pembangunan proyek kereta api, salah satunya yaitu Kereta Cepat Jakarta Bandung untuk mempercepat mobilitas antara Jakarta dan Bandung. Untuk memastikan keselamatan dan keamanan pengoperasian Kereta Cepat Jakarta Bandung maka dibutuhkan train control system. Salah satu contoh dari train control system adalah Chinese Train Control System (CTCS), sistem ini merupakan sistem yang baru di Indonesia sehingga masih belum banyak yang mengetahui cara kerja, komponen- komponennya. Train control system merupakan suatu perangkat pengaman untuk menjamin keselamatan dan mengatur pengoperasian kereta api yang efisien dan efektif dengan jalan membagi ruang dan waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui optimasi pada train control system yang digunakan pada proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung dengan train control system konvensional/existing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data melalui studi literatur dan observasi lapangan. Pada proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung peralatan train control system berada di dalam ruangan, di luar ruangan dan di sarana itu sendiri. Terdapat dua mode level pengoperasian CTCS yaitu level 2 dan level 3. Pada level 3 pengiriman dan penerimaan informasi melalui jaringan komunikasi GSM-R dan batas kecepatan maksimalnya 350km/jam. Untuk level 2 pengiriman dan penerimaan informasi melalui track circuit dan balise dan batas kecepatan maksimalnya 250km/jam. Terdapat salah satu sistem keselamatan kereta secara otomatis yang disebut Automatic Train Protection (ATP).
##plugins.themes.academic_pro.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak Cipta :
Penulis yang mempublikasikan manuskripnya di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mengakui bahwa Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development berhak menjadi yang pertama menerbitkan dengan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International (Attribution 4.0 International CC BY 4.0) .
- Penulis dapat mengirimkan artikel secara terpisah, mengatur distribusi non-eksklusif manuskrip yang telah diterbitkan dalam jurnal ini ke versi lain (misalnya, dikirim ke repositori institusi penulis, publikasi ke dalam buku, dll.), dengan mengakui bahwa manuskrip telah diterbitkan pertama kali di Ranah Research.
References
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Republik Indonesia. (2018). Persyaratan teknis peralatan persinyalan perkeretaapian.
Wibawanto, B. S. (2022). Analysis electric signalling equipment with SILSAFE4000 system at Lempuyangan Station Yogyakarta.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Republik Indonesia. (2022). Penyelenggaraan kereta api kecepatan tinggi.
Kim, M., Kim, K. D., & Kim, L. J. (2012). Analysis of distance between ATS and ATP antenna for normal operation in combined on-board signal system.
Sitorus, A. S., Sitorus, B., & Sitorus, C. N. (2022). Peran sistem kendali berbasis komunikasi dan automatic train protection pada kereta perkotaan dan jarak jauh. Jurnal Perkeretaapian Indonesia, 6(1).
Ning, B., Tang, T., Qiu, K., Gao, C., & Wang, Q. (2010). CTCS-Chinese train control system. https://doi.org/10.2495/978-1-84564
Xue, A. W. (n.d.). The new development of CTCS in the intercity railway.
CRIJBHSRPMD3. (2021). Technical specification for ATP. Bandung: CRI.
CRIJBHSRPMD3. (2021). Technical specification for TCC. Bandung: CRI.
CRIJBHSRPMD3. (2021). Technical specification for TSRS. Bandung: CRI.
CRIJBHSRPMD3. (2021). Technical specification for ZPW-2000A. Bandung: CRI.
CRIJBHSRPMD3. (2021). Technical specification for Balise. Bandung: CRI.