Mitos dalam Uba-rampe Buka Luwur di Makam Nyai Ageng Ngerang: Kajian Semiotika Roland Barthes
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Published
Oct 30, 2024
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna mitos dalam uba-rampe buka luwur di Makam Nyai Ageng Ngerang. Kerangka berpikir yang digunakan untuk membedah mitos ini adalah kajian semiotika teori Roland Barthes. Barthes menerangkan bahwa mitos berfungsi sebagai ideologi yang tampak ilmiah. Terdapat mitos bahwa uba-rampe dari buka luwur di Makam Nyai Ageng Ngerang digunakan sebagai tanda Perlindungan akan mara bahaya dari segala hal. Melalui observasi partisipan dan wawancara terhadap beberapa informan, didukung dengan dokumentasi, diharap mampu menjawab kepentingan tersembunyi apa yang ada pada tanda uba-rampe buka luwur di Makam Nyai Ageng Ngerang. Buka luwur berasal dari kata buka yang berarti membuka, dan luwur yang berupa kain mori atau kain kafan. Buka luwur berarti membuka atau mengganti kain luwur. Uba-rampe dalam bahasa Indonesia merupakan bagian-bagian apa saja yang ada. Uba-rampe dari kain luwur diantaranya ada kacu, kendhit, toplek, dan anting-anting. Masing-masing dari uba-rampe ini dipercaya masyarakat memiliki kekuatan yang berguna dalam kehidupan. Mitos ini berkembang karena banyaknya cerita yang beredar dan membentuk sebuah ideologi yang dipercaya masyarakat.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak Cipta :
Penulis yang mempublikasikan manuskripnya di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mengakui bahwa Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development berhak menjadi yang pertama menerbitkan dengan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International (Attribution 4.0 International CC BY 4.0) .
- Penulis dapat mengirimkan artikel secara terpisah, mengatur distribusi non-eksklusif manuskrip yang telah diterbitkan dalam jurnal ini ke versi lain (misalnya, dikirim ke repositori institusi penulis, publikasi ke dalam buku, dll.), dengan mengakui bahwa manuskrip telah diterbitkan pertama kali di Ranah Research.
References
Ernawati, E., & Kanzunnudin, M. (2023). Analisis Cerita Lisan Asal-usul Nyai Ageng Ngerang dan kaitannya dengan Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar. PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Humaniora, 2(2), 311–318.
Hoed, B. H. (2014). Semiotika & Dinamika Sosial Budaya (3rd ed.).
Indriani, N. (2024). Hasil Wawancara.
Nur Muharromah, M., & Zaidah, N. (2024). Analisis Semiotika Roland Barthes pada Tradisi Siraman dalam Pernikahan Adat Jawa di Aksara Wedding Organizer Semarang. R2J, 6(5). https://doi.org/10.38035/rrj.v6i5
Parmi. (2024). Hasil Wawancara.
Rahmawati, R., Nurhadi, Z. F., & Suseno, N. S. (2017). Makna Simbolik Tradisi Rebo Kasan. Jurnal Penelitian Komunikasi, 20(1), 61–74. https://doi.org/10.20422/jpk.v20i1.131
Rizki, M. D., Putri, D., Indiwara, A., Apriliani, A., & Kanzunnudin, M. (2023). 5 NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM MEMPERINGATI TRADISI 1 SURO NYAI AGENG NGERANG TAMBAKROMO.
Robin, P. (2020). Mitologi Host Cerdas 5 Menit Metro TV. Communicare : Journal of Communication Studies, 6(2), 116. https://doi.org/10.37535/101006220192
Rosyidin, S. (2024). HASIL WAWANCARA.
Suyadi, S., & Sabiq, A. F. (2021). Acculturation of islamic culture as a symbol of siraman rituals in java traditional wedding. INJECT (Interdisciplinary Journal of Communication), 5(2), 221–244. https://doi.org/10.18326/inject.v5i2.221-244
Suyono, E. (2024). HASIL WAWANCARA.
Yunia, A., & Fardhani, S. (2021). DECONSTRUCTION AND RECONSTRUCTION OF THE KACU CONCEPT OF BATIK AS INSPIRATION FOR ARTWORKS DEKONSTRUKSI DAN REKONSTRUKSI KONSEP KACU PADA BATIK SEBAGAI INSPIRASI BERKARYA SENI Jurnal Sosioteknologi. Jurnal Sosioteknologi, 20(3), 387–398.