Kemampuan Predasi Ikan Betta splendens Varietas Plakat Warna Tunggal dan Multiwarna Terhadap Larva Aedes aegypti
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Published
Mar 30, 2024
Abstract
Demam Berdarah Dengue adalah salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti. Ikan cupang (Betta splendens) dapat digunakan sebagai predator dalam pengendalian vektor secara biologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan waktu predasi Betta splendens jantan varietas plakat warna tunggal dan multiwarna terhadap larva nyamuk Ae. aegypti. Jenis penelitian ini adalah true experiment dengan post-test only control design. 25 ekor larva nyamuk Ae. Aegypti diberikan pada setiap ikan. Pengujian sebanyak lima replikasi dilakukan pada setiap jenis ikan. Pengamatan dilakukan setiap 30 detik hingga semua larva habis termakan. Hasil penelitian menunjukkan Betta splendens warna tunggal dapat menghabiskan 25 ekor larva Ae. aegypti dalam waktu rata-rata 3,4 menit dan Betta splendens multiwarna dalam waktu rata-rata 2,7 menit. Hasil uji Kruskal-wallis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan waktu predasi yang signifikan antara kedua jenis ikan tersebut, tetapi Betta splendens multiwarna memiliki waktu predasi lebih cepat daripada Betta splendens warna tunggal.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak Cipta :
Penulis yang mempublikasikan manuskripnya di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mengakui bahwa Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development berhak menjadi yang pertama menerbitkan dengan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International (Attribution 4.0 International CC BY 4.0) .
- Penulis dapat mengirimkan artikel secara terpisah, mengatur distribusi non-eksklusif manuskrip yang telah diterbitkan dalam jurnal ini ke versi lain (misalnya, dikirim ke repositori institusi penulis, publikasi ke dalam buku, dll.), dengan mengakui bahwa manuskrip telah diterbitkan pertama kali di Ranah Research.
References
Adyatma, I. B. P., Damayanti, P. A. A., & Swastika, I. K. (2021). Status resistensi larva nyamuk Aedes aegypti terhadap temefos di Desa Peguyangan Kaja, Kota Denpasar tahun 2020. Intisari Sains Medis, 12(1), 294–297. https://doi.org/10.15562/ism.v12i1.944
Alim, F., Winarko, & Sari, E. (2020). Daya predasi ikan cupang (Betta splendens) dan ikan plati pedang (Xyphophorus Helleri) terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. GEMA Lingkungan Kesehatan, 18(1), 12–15.
Andriani, N. D. A., Adrianto, H., & Darmanto, A. G. (2021). Daya predasi ikan lemon (Labidochromis caeruleus) dan ikan kapiat (Barbonymus schwanenfeldii) terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Disease Studies, 13(1), 37–46. https://doi.org/10.22435/asp.v13i1.3854
Anthonio, R. W., Warsiyah, & Warniningsih. (2020). Uji efektivitas kematian larva nyamuk Aedes aegypti dengan menggunakan berbagai jenis larvasida. Jurnal Rekayasa Lingkungan, 20(1), 9–16.
Bintang, Z. (2021). Cupang ternak, pemeliharaan, dan kontes. Penebar Swadaya.
Husna, I., Putri, D. F., Triwahyuni, T., & Kencana, G. B. (2020). Analisis faktor yang mempengaruhi kejadian demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Way Kandis Bandar Lampung tahun 2020. Jurnal Analis Kesehatan, 9(1), 9–16.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Upaya pencegahan DBD dengan 3M plus. https://ayosehat.kemkes.go.id/upaya-pencegahan-dbd-dengan-3m-plus
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Data DBD Indonesia. https://p2pm.kemkes.go.id/storage/publikasi/media/file_1619447946.pdf
Lhamo, C., & Rashid, H. (2018). Biological control of mosquito larvae grown in waterlogged environment using larvivorous fishes and comparison of efficiency between native and exotic fish species. Bangladesh Paribesh Andolon (BAPA) and Bangladesh Environment Network (BEN). .
Lichak, M. R., Barber, J. R., Kwon, Y. M., Francis, K. X., & Bendesky, A. (2022). Care and use of siamese fighting fish (Betta Splendens) for research. Comparative Medicine, 72(3), 169–180. https://doi.org/10.30802/AALAS-CM-22-000051
Lukas, J. L., Adrianto, H., & Darmanto, A. G. (2020). Kemampuan predasi ikan kepala timah Aplocheilus panchax jantan dan betina terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Kesehatan Andalas, 9(4), 387–391. http://jurnal.fk.unand.ac.id
Pangesti, M. Della, Wahyudi, Y., & Susila, W. D. C. (2021). Efektivitas pemberian ikan cupang (Betta splendens) dalam menurunkan jumlah jentik sebagai upaya pencegahan DBD di Desa Talok Kecamatan Turen. Health Care Media, 5(2), 77–87. www.stikeswch-malang.ac.id.
Prayogo, B. R., & Adrianto, H. (2020). Kemampuan makan ikan setan hitam (Apteronotus albifrons) terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang, 15(2), 94–98. https://doi.org/10.36086/jpp.v15i1.558
Rachmawati, F. E. (2020). Status resistensi Aedes sp terhadap larvasida sebagai faktor risiko kejadian demam berdarah dengue di wilayah buffer pelabuhan laut Tanjung Perak Surabaya. Medical Technology and Public Health Journal, 4(1).
Rahmi, Amir, R., & Usman. (2018). Biokontrol ikan pemangsa jentik dalam pemberantasan vektor nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD) di Kota Parepare. Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan, 1(3), 265–271. http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes
Sari, M., & Novela, V. (2020). Pengendalian biologi dengan daya predasi berbagai jenis ikan terhadap larva Aedes aegypti di wilayah kerja Puskesmas Tigo Baleh. Jurnal Sehat Mandiri, 15. http://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm
Schaefer, T. J., Panda, P. K., & Wolford, R. W. (2022). Dengue fever. StatPearls Publishing.
Souza-Neto, J. A., Powell, J. R., & Bonizzoni, M. (2019). Aedes aegypti vector competence studies: a review. Infection, Genetics and Evolution, 67, 191–209. https://doi.org/10.1016/j.meegid.2018.11.009
Subekti, S., Utomo, B., Wahyuni, A. D., Putri, B. Q., Indrasari, Y. N., Sucipto, T. H., Rohmah, E. A., & Mulyatno, K. C. (2021). Daya kemampuan makan ikan cupang (Betta splendens) terhadap larva nyamuk Aedes aegypti (Lin.). Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi V", 39–42.
Sutarto, & Syani, A. Y. (2018). Resistensi insektisida pada Aedes aegypti. Jurnal Agromedicine Unila, 5(2), 582–586.
Sutriyawan, A., Darmawan, W., Akbar, H., Habibi, J., & Fibrianti. (2022). Faktor yang mempengaruhi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD). Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 11(1), 23–32. https://doi.org/10.33221/jikm.v11i01.936
Tang, S., Janpoom, S., Prasertlux, S., Rongmung, P., Ratdee, O., Zhang, W., Khamnamtong, B., & Klinbunga, S. (2022). Transcriptome comparison for identification of pigmentation-related genes in different color varieties of siamese fighting fish Betta splendens. Comparative Biochemistry and Physiology Part D: Genomics and Proteomics, 43. https://doi.org/10.1016/j.cbd.2022.101014
Tansil, M. G., Rampengan, N. H., & Wilar, R. (2021). Faktor risiko terjadinya kejadian demam berdarah dengue pada anak. Jurnal Biomedik:JBM, 13(1), 90–99. https://doi.org/10.35790/jbm.13.1.2021.31760
World Health Organization. (2023). Dengue and severe dengue. WHO. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue
Yuningsih, R. (2018). Kebijakan penanggulangan kejadian luar biasa penyakit demam berdarah dengue di Kabupaten Tangerang. Jurnal Aspirasi, 9(2), 260–273. https://doi.org/10.22212/aspirasi.v7i1.1084